
Kang TUTUR, Pejoeang PMI, Gugur dalam tugas suci
BANYAK orang awam menilai, bahwa Relawan PMI identik dengan petugas pertolongan pertama (PP) di konser musik, pengawal gerak jalan atau beragam kegiatan olahraga, seni dan sebagainya yang memerlukan kehadiran sebuah ambulans beserta alat dan petugas di dalamnya.
Pandangan ini tidak salah, tetapi sangat keliru. Realitanya, banyak tugas penting dan berisiko tinggi sampai yang “mempertaruhkan nyawa ” bagi kehidupan manusia lain dilakukan oleh para Relawan PMI. Satu diantaranya terjadi pada H. Tutur Priyanto yang akrab disebut Den Tutur, seorang anggota TSR (Tenaga Suka Rela) PMI Kabupaten Bantul saat melakukan tugas evakuasi penduduk dusun Kinahrejo yang berada di sisi terdekat dari puncak Gunung Merapi. Tulisan yang disusun oleh Bapak Bambang Puspo, mantan Sekretaris PMI Cabang Bantul disajikan dengan lengkap beserta kronologi kejadian.
Saat letusan Gunung Merapi 26 Oktober 2010, ia berhasil menyelamatkan puluhan warga Dusun Kinahrejo tetapi akhirnya gugur dalam usaha penyelamatan warga Kinahrejo untuk kedua kalinya.
Kronologis gugurnya Tutur Priyanto :
Pada hari Kamis 21 Oktober 2010, Gunung Merapi dinyatakan SIAGA Level III
Tutur Priyanto relawan PMI Bantul sudah mulai mempersiapkan rekan2nya relawan PMI Bantul untuk siaga menghadapi “krisis gunung Merapi”. Ia sudah memasang perangkat radio komunikasi mendukung kesiagaan Posko PMI Kabupaten Sleman.
Ia sudah assessment kesiapan desa Kinahrejo dalam keadaan SIAGA Level III , juga berkoordinasi dengan rekan2 markas PMI Kab Sleman dan markas/posko PMI Kecamatan Pakem.
Pada hari Senin tanggal 25 Oktober 2010, Gunung Merapi dinyatakan AWAS Level IV yang harus diikuti dengan pengosongan/evakuasi masyarakat di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 khususnya Kinahrejo sebagai Dusun tertinggi di lereng selatan Gunung Merapi.
Pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010, hari kedua status AWAS ternyata masyarakat dusun Kinahrejo termasuk Mbah Marijan belum melakukan evakuasi/mengungsi.
Pada pukul 15.00 , Tutur Priyanto bersama Bpk Agus Wiyarto berangkat dari Bantul menggunakan mobil minibus APV menuju Kinahrejo untuk membujuk dan menjemput mbah Marijan agar bersedia mengungsi turun gunung, sedangkan mobil Hardtop SATGANA milik Tutur Priyanto ditinggal di Markas PMI Kab Bantul untuk digunakan relawan PMI Bantul berangkat pukul 18.00 dari Bantul. Dalam perjalanan ke Kinahrejo, bertemu dengan Yuniawan Wahyu Nugroho (Wawan) wartawan VivaNews dan diajak ikut serta satu mobil.
Tutur Priyanto sampai di Kinahrejo tepat bersamaan dengan meletusnya Gunung Merapi sehingga langsung melaksanakan tugas evakuasi.
Dengan menggunakan minibus APV dan minibus Avanza milik bapak Asih dimulailah evakuasi warga dengan mengisi penuh 2 mobil tersebut menuju barak pengungsian Umbulharjo.
Pada pukul 17.02 ternyata gunung Merapi sudah mulai mengeluarkan awan panas .
Menurut data Vulkanologi BPPTK Yogyakarta :
Jam 17.02 WIB mulai terjadi awanpanas selama 9 menit
Jam 17.18 WIB terjadi awanpanas selama 4 menit
Jam 17.23 WIB terjadi awanpanas selama 5 menit
Jam 17.30 WIB terjadi awanpanas selama 2 menit
Jam 17.37 WIB terjadi awanpanas selama 2 menit
Jam 17.42 WIB terjadi awanpanas besar selama 33 menit
Pada jam-jam berbahaya tersebut diatas Tutur Priyanto melaksanakan evakuasi warga dusun Kinahrejo turun gunung menjauh dari KRB 3 Merapi menuju barak pengungsian Umbulharjo.
Karena keterbatasan kendaraan dan banyaknya warga termasuk mbah Marijan masih tertinggal diatas dan harus segera diselamatkan, maka Tutur Priyanto bersama Wawan wartawan Viva News kembali bergerak keatas untuk kedua kalinya melaksanakan tugas evakuasi dusun Kinahrejo menggunakan minibus APV.
Pada jam 18.10 WIB, Tutur Priyanto mengirimkan pesan “sms” terakhir kepada rekan2 Satgana PMI Bantul bahwa “Merapi telah meletus” diharap segera berangkat.
Pada saat itulah Gunung Merapi meletus dasyat mengeluarkan dentuman keras dan mengeluarkan awan panas langsung membakar dusun Kinahrejo .
Tutur Priyanto dan Wawan gugur bersama 26 orang warga Kinahrejo yang ditemukan tewas pada saat itu dan masih banyak korban yg belum ditemukan dibawah reruntuhan dan timbunan material Merapi.
Menurut data Vulkanologi BPPTK Yogyakarta :
- Jam 18.00 – 18.45 WIB terdengar suara gemuruh dari Pos Merapi Jrakah dan Selo
- Jam 18.10 WIB, pukul 18.15, jam 18.25 WIB terdengar suara dentuman
- Jam 18.16 WIB terjadi awanpanas selama 5 menit
- Jam 18.21 WIB terjadi awanpanas besar selama 33 menit
Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api dan kolom asap membubung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak.
Jam 18.54 WIB aktivitas awanpanas mulai mereda.
Demikian kronologis gugurnya Tutur Priyanto Relawan PMI Bantul dalam tugas evakuasi Tanggap Darurat Merapi 2010 menggunakan mobil minibus APV.
Pembuat kronologis :
Bambang Puspo TSR PMI Bantul yang memonitor perjalanan Tutur Priyanto menuju Kinahrejo dan mulai kehilangan kontak pada pukul 18.10 wib.
Profil Kerelawanan
Nama : Tutur Priyanto
Tempat dan tanggal lahir : Bantul , 22 Juni 1974
Alamat : Kembaran, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul
Pendidikan terakhir : D3 Ekonomi
Istri : Supriyati
Anak : —
Organisasi Kepemudaan yang diikuti :
- Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahakarta;
- Komandan Banser NU Kecamatan Kasihan Bantul;
- Tenaga Sukarela (TSR) PMI Kabupaten Bantul.
Bergabung di PMI Bantul sejak April 2006 sampai akhir hayatnya
Pengalaman Penugasan di PMI :
- Siaga Merapi April-Mei 2006;
- Tanggap Darurat sampai Recovery Gempa Bantul 2006;
- Recovery Gempa Bantul selaku Koordinator Klinik Rehabilitasi Medik PMI;
- Tanggap Darurat Banjir Bengawan Solo Jateng dan Jatim, Desember 2007;
- Tanggap Darurat Gempa Tasikmalaya 7,3 SR di PMI Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat;
- Tanggap Darurat Gempa Darat 7,0 SR di PMI Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Oktober 2009;
- Respon bencana skala lokal di Kabupaten Bantul, 2006 – 2010.
- Gugur tgl 26 Oktober 2010 dalam Operasi Tanggap Darurat Erupsi Merapi 2010, saat evakuasi warga di Dusun Kinahrejo, Sleman.