KOTA Sukabumi kembali menjadi percontohan tingkat nasional. Kali ini PMI Kota Sukabumi dijadikan model pembangunan perkuatan rumah Aman Gempa (Retrofitting) untuk warga masyarakat. Rumah yang dibangun menggunakan Teknik Retrofitting ini diinisiasi oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi melalui proyek percontohan rumah hunian tahan gempa berbasis masyarakat sebagai rangkaian dari Program kesiapsiagaan Bencana Bencana Gempa Bumi (Indonesia Earthquake Readiness) melalui dukungan Palang Merah Amerika (American Red Cross) dan USAID.
Permodelan rumah aman gempa ini dapat direplikasi di wilayah lainnya di Indonesia. Sebab dapat menjadi salah satu upaya kesiapsiagaan warga masyarakat dalam menghadapi bencana khususnya gempa bumi. Retrofitting menjadi salah satu solusi mitigasi mengurangi risiko bencana yang perlu dilakukan dengan memperkuat struktur dan pembagunan rumah di masyarakat.
Melihat kondisi geografis saat ini, kebanyakan masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana gempa bumi,namun kebanyakan rumahnya rentan terkena dampak bencana. Retrofitting atau perkuatan rumah aman gempa yang perlu segera dilakukan. Pemerintah, swasta dan lembaga kemanusiaan perlu berkolaborasi untuk meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya kesiapsiagaan bencana. Hal ini penting dilakukan dengan konsisten maka dapat mengurangi risiko kerentanan dan menyelamatkan
Dalam keberadaanya di lapangan, rumah percontohan retrofitting ini menjadi daya Tarik tersendiri di masyarakat baik di internal PMI maupun dari pihak ekternal untuk melihat langsung dan belajar tentang teknologi retrofitting yang saat ini sudah diadopsi oleh program bantuan perumahan yang dilakssanakan oleh Pemerintah baik bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) Bantuan Gubernur, maupun program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kementerian PUPR.
Palang Merah Indonesia (PMI) dengan dukungan Palang Merah Amerika (American Red cross) dan USAID menjalankan Program Kesiapsiagaan Gempa Bumi Indonesia sejak mulai tahun 2019 hingga 2021. Program ini bertujuan Mengurangi kerusakan dan kerugian yang dapat dicegah dari gempa bumi terkait kurangnya kapasitas kesiapsiagaan gempa di tingkat kota/kabupaten.
Program diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan gempa di komunitas perkotaan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan individu dan masyarakat, memperkuat kapasitas PMI tingkat Provinsi dan PMI kabupaten, serta memperluas kemitraan publik dan swasta, untuk meningkatkan dan mempengaruhi perilaku siapsiaga dan tanggap terhadap ancaman gempa bumi.
Tujuan program Kesiapsiagaan gempa bumi adalah untuk:
Program telah berjalan selama 2 tahun dan mencapai hasil yang memuaskan. Kelurahan Baros Kota Sukabumi yang mejadi lokasi intervensi program berhasil menjadi salah satu daerah percontohan model kesiapsiagaan gempa bumi melalui penguatan rumah menggunakan metode retrofitting.
Program Kesiapsiagaan Bencana Gempa bumi didukung di PMI Kota Sukabumi didukung oleh oleh PMI Pusat, Palang Merah Amerika (American Red Cross) serta pendanaan USAID-OFDA
Dalam menjalankan Program Kesiapsiagaan Bencana Gempa bumi ini dilaksanakan di dua kabupaten/kota yakni PMI Kota Sukabumi Jawa Barat dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa barat
Dua rumah permodelan di Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat, masing-masing atas nama :
1. ……………………………………………………………………………..;
2. ……………………………………………………………………………..;
Kendala yang mendasar dalam program kesiapsiagaan bencana gempa bumi ini diantaranya :
Pembelajaran positif dari program ini adalah, bahwa rogram penguatan kapasitas masyarakat menjadi prioritas yang sangat tinggi, khususnya gempa bumi karena di Indonesia terdapat 9 ancaman megatrust yang menakutkan. Jawa Barat dikepung dengan megatrust diantaranya megatrust di wilayah selat sunda, Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wilayah tersebut juga tercatat pernah terjadi gempa bumi, di pantai selatan Jawa juga pernah terjadi gempa besar yang menyebabkan Tsunami yang sangat dahsyat. Sesar aktif yang melalui wilayah Jawa Barat juga menjadi ancaman tersendiri. Gempa bumi tidak membunuh, yang membunuh adalah bangunan yang dibangun tidak tahan gempa.
Program Kesiapsiagaan Gempa Bumi yang didukung American Redcross dan USAID telah menjawab tantangan tersebut. Untuk hidup aman dan selamat perlu dilakukan upaya kesiapsiagaan salah satunya dengan membangun kesadaran masyarakat untuk membangun rumah dengan menerapkan prinsip-prinsip rumah aman dan tahan gempa. Membangun rumah yang aman dan tahan gempa, tanpa biaya yang mahal tetapi secara prinsip membuat rumah yang aman dan didesain kokoh dari guncangan gempa.
Program permodelan rumah aman gempa ini sudah diadopsi dan replikasi oleh program pemerintan melalui bantuan program rumah tidak layak huni (RTLH) bantuan Pemerintah di Kelurahan Baros