WONOGIRI memiliki sebuah ikon yang sangat terkenal yaitu Bendungan Serbaguna Wonogiri atau dikenal sebagai Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Bendungan ini merupakan waduk terbesar se-Asia Tenggara yang dibangun dengan fungsi utama sebagai pengendali banjir (Flood Control) Sungai Bengawan Solo.
Waduk Gajah Mungkur dibangun dari tahun 1976 sampai dengan tahun 1981 berlokasi 7 Km arah selatan Kota Wonogiri tepat dibagian hilir pertemuan kali Keduang. Luas daerah genangan lebih dari 8.800 ha dan luas daerah yang dibebaskan 90 km2 yang terdiri dari 51 desa di 7 Kecamatan. Pengerjaan pembangunan Waduk Gajah Mungkur dilakukan secara swakelola dengan bantuan konsultan dari Nippon Koei Co, Ltd Jepang.
Pada saat pembebasan daerah genangan ini mengorbankan 12.525 kepala keluarga (KK) terdiri dari + 68.750 jiwa yang secara sukarela melakukan Program Bedhol Desa dengan bertransmigrasi ke berbagai daerah antara lain :
Kondisi secara umum Waduk Gajah Mungkur adalah sebagai berikut :
Berbagai manfaat yang diperoleh dari Pembangunan Waduk Gajah Mungkur antara lain :
Seiring dengan perkembangan kondisi alam yang sangat dinamis, Waduk Gajah Mungkur saat ini mengalami keadaan yang sangat memprihatinkan. Umur pakai waduk direncanakan selama 100 tahun, akan tetapi berdasarkan perkembangan terakhir, umur pakai waduk diperkirakan hanya tinggal 10-15 tahun lagi.
Hal ini disebabkan oleh laju sedimentasi yang sangat tinggi terutama dari 6 Sub Daerah Aliran Sungai yang menyebabkan semakin kecilnya daya tampung air. Sub DAS Keduang merupakan penyumbang terbesar terjadinya sedimentasi yang mempercepat pendangkalan waduk.Wilayah Sub DAS Keduang sendiri cukup luas meliputi 83 Desa/ Kelurahan yang tersebar di 9 Kecamatan. Salah satu desa yang teraliri sungai DAS keduang yang cukup besar dan berdampak adalah wilayah desa Gedong kecamatan Ngadirojo dan Desa Ngadipiro Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten wonogiri. Dengan semakin dangkalnya waduk dikhawatirkan tidak akan sanggup lagi menampung air penyebab banjir terutama bagi daerah hilir sungai Bengawan Solo.
Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk menyelamatkan waduk Gajah Mungkur yang juga merupakan salah satu asset bangsa. Pengorbanan masyarakat Wonogiri yang dahulu telah rela melepaskan tanah kelahiran untuk pembangunan Waduk Gajah Mungkur setidaknya dapat dijadikan suatu motivasi agar upaya penyelamatan waduk Gajah Mungkur ini dapat segera dilaksanakan.
Pendanaan dari Zurich Foundation
Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT PMI) dan Masyarakat Wonogiri, di bawah koordinasi PMI Kabupaten Wonogiri
Masyarakat yang di tinggal di wilayah hulu dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Keduang dan DAS Bengawan Solo bagian hulu.
Semua komponen pohon aren dapat di manfaatkan :