PUSAT PENGETAHUAN & INOVASI PMI

RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYUSUN :

Chairul Akhmad (Sibat PMI Kabupaten Tegal)

EDITOR :

VALIDATOR/VERIFIKATOR :

KONTAK PERSON :

Belum diisi

Belum diisi

LATAR BELAKANG

DESA Bumijawa yang terletak di lereng sebelah utara Gunung Slamet ini masuk dalam wilayah Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Desa ini berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (MDPL) dengan cuaca yang relatif dingin. Desa dengan wilayah seluas satu juta hektare itu dihuni 2.987 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk mencapai 11.990 jiwa.

Lazimnya masyarakat pegunungan, mayoritas mata pencarian warga adalah bertani. Mereka menanam kubis, wortel, labu, bawang putih, dan buah-buahan. Selain itu, Bumijawa juga kaya akan hasil alam seperti teh, kayu, dan karet. Sebagian warga lagi bermata pencarian sebagai pegawai dan wirausaha.

Berada di kawasan tak lebih dari 15  kilometer dari puncak gunung berapi aktif, Desa Bumijawa termasuk kawasan rawan bencana. Erupsi Gunung Slamet, tanah longsor, angin puting beliung dan kebakaran pernah menimpa desa ini. Berangkat dari keadaan inilah, sejumlah pemuda Bumijawa membentuk Komunitas Pencinta Alam Wilayah Bumijawa (Palawija) yang bergerak dalam pelestarian lingkungan dan aksi donor darah sukarela. Komunitas ini siaga 24 jam menyediakan darah untuk masyarakat yang membutuhkan.

Melihat keseriusan warga Bumijawa dalam hal penanganan bencana dan donor darah, PMI Kabupaten Tegal pun berinisiatif mengajak mereka membentuk tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat). Akhirnya, terkumpul sekitar 30 orang yang mengikuti pelatihan yang digelar PMI. Dan pada 2011, Sibat Bumijawa resmi dibentuk. Keberadaan Sibat Bumijawa dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa Nomor 008/IX/2011 tentang Pembentukan Tim Sibat Desa Bumijawa. Selanjutnya mereka aktif membantu warga dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB), penanganan bencana, simulasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) dan lain-lain.

Komandan SIBAT Desa Bumijawa Edi  Purwanto mengatakan, relawan Sibat Bumijawa menjadi pionir dalam kegiatan-kegiatan yang digelar PMI. Pembentukan Sibat tersebut merupakan hasil kerja sama Palang Merah Jerman (German Red Cross) dan PMI Kabupaten Tegal. “Berhubung banyak warga yang merantau, komposisi anggota Sibat Bumijawa ini bagai tambal sulam. Namun, terdapat 20 orang anggota aktif yang selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan Sibat,” jelas Edi.

Ia menuturkan, SIBAT Bumijawa pernah melakukan simulasi evakuasi di Desa  Dukuh Gupakan, Kecamatan Bumijawa. Pemilihan desa ini sebagai lokasi simulasi bukannya tanpa pertimbangan. Selain terletak di kawasan tertinggi di Bumijawa, Gupakan juga rawan bencana longsor dan kebakaran hutan.

“Simulasi diikuti oleh seluruh warga, mulai dari bayi hingga nenek-nenek,” kata Edi. Selain itu, Sibat Bumijawa juga terlibat dalam sejumlah aksi preventif berbasis  sosial kemasyarakatan seperti penanaman pohon di bantaran sungai, penanaman bibit ikan di embung-embung, sungai dan perairan umum lainnya. Mereka juga menyediakan sukarelawan untuk pertolongan pertama dan penyediaan ambulans.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kini SIBAT Bumijawa telah dilengkapi sejumlah fasilitas dan peralatan yang cukup memadai seperti tandu, kotak obat, mobil rescue dan lain-lain. Mereka memiliki posko di salah  satu bagian ruangan balai Desa Bumijawa. Posko ini dilengkapi dengan Radio Komunikasi, peta Bahaya Kerentanan Risiko dan Kapasitas (BKRK) yang dilengkapi peta jalur evakuasi, denah kawasan Gunung Slamet dan peralatan lainnya.

Bermula dari SSB

Pengurus PMI Kabupaten Tegal, Tamalia Haristiani menuturkan, embrio Sibat Bumijawa bermula dari program Sekolah Siaga Bencana (SSB). Silaturahim Tim Sibat Desa Bumijawa dan aparat pemerintah di Posko Sibat Bumijawa. Program yang digelar PMI di beberapa sekolah di Kabupaten Tegal itu bekerja sama dengan GRC. Pada 2011, terbentuklah enam SSB yang berkembang menjadi desa siaga bencana. Tidak semua desa yang mempunyai SSB mau menerima Sibat atau mau menjadi desa KBBM (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat). PMI Kabupaten Tegal aktif mengadvokasi desa- desa terkait dan menyadarkan masyarakat untuk melihat kerawanan bencana di daerah masing-masing.  Akhirnya ada beberapa desa yang mau menerima, dan mendukung program ini. Di antaranya Desa Bumijawa. PMI kemudian menyuarakan tentang pentingnya membuat SIBAT di suatu desa. Desa yang memilih siapa saja yang menjadi anggota Sibat untuk dilatih PMI.

Perbedaaan karakteristik satu desa dengan desa lainnya membuat program ini tak berjalan sempurna di semua desa. Hanya ada beberapa desa yang menonjol. Selain karena desa tersebut telah terorganisir dengan baik, biasanya desa tersebut telah mengalami bencana sehingga mereka membutuhkan adanya Sibat. Selanjutnya, PMI membuat Standard Operational Procedur (SOP) di desa-desa yang mau membentuk Sibat.

Di Kabupaten Tegal terdapat enam desa yang menjadi pilot project pembentukan SIBAT. Masing-masing desa ini memiliki kerentanan  yang berbeda-beda. Menurut Tamalia, karakteristik masyarakat Bumijawa yang lebih terbuka membuat program-program PMI cepat diterima. Apalagi perangkat-perangkat Desa Bumijawa juga sebagian besar merupakan tokoh-tokoh di tempat tinggal mereka. “Selain itu, masyarakat Bumijawa telah memiliki relawan di bidang donor darah. Warga  merasa terbantu dengan kegiatan relawan ini sehingga ketika PMI masuk mereka mudah menerima,” ia menambahkan.

Desa Bumijawa menjadi desa yang rutin melakukan donor darah per tiga bulan. Berkoordinasi dengan PMI, relawan SIBAT Bumijawa menjadi pionir dalam program donor darah. Desa Bumijawa pernah mendapatkan penghargaan dari PMI sebagai desa yang paling Lokasi penanaman pohon bantuan dari Dinas Pertanian yang dikelola Sibat Desa Bumijawa. Penanaman pohon ini dimaksudkan untuk mencegah longsor aktif menggelar donor darah.

Warga Sadar Bencana

Warga Bumijawa merasa senang dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan PMI (Sibat). Di situ mereka mendapatkan pencerahan yang membangun kesadaran tentang bagaimana mencegah bencana, melakukan evakuasi, dan penanganan pasca bencana. Di lain pihak, PMI,

SIBAT dan Tim SAR telah berupaya mengajak perangkat desa agar menganggarkan dana desa untuk peningkatan pelatihan penanganan bencana maupun penambahan fasilitas atau peralatan evakuasi.

Kepala Markas PMI Kabupaten Tegal Sunarto mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas warga dalam hal PRB, PMI Kabupaten Tegal aktif mengadakan pelatihan, berbagai penyuluhan dan lokakarya relawan Sibat Bumijawa

dan SIBAT desa-desa lainnya juga sering dilibatkan dalam musyawarah kerja tahunan PMI Kabupaten Tegal. Hal ini dilakukan untuk menyerap aspirasi Sibat yang dianggap perlu demi peningkatan kapasitas kerelawanan dan ketahanan warga dalam hal PRB.

Menurut Sunarto, Sibat Desa Bumijawa merupakan SIBAT yang paling menonjol di antara enam desa yang dijadikan pilot project. Relawannya terlibat aktif dalam kegiatan- kegiatan yang digelar PMI. Mereka juga termasuk berhasil dalam menyadarkan warga desa terkait ketahanan menghadapi bencana sehingga warga paham apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi.

“Dalam pandangan PMI Kabupaten Tegal, Sibat Bumijawa telah berhasil memosisikan diri sebagai relawan milik masyarakat sehingga masyarakat tak ragu dalam mendukung seluruh kegiatan Sibat,” ujar Sunarto.

Sibat Bumijawa kerap mensosialisasikan SOP tanggap darurat bencana kepada masyarakat. SOP ini akhirnya dikukuhkan oleh Kepala Desa Bumijawa yang menjadi acuan dalam proses evakuasi ketika terjadi bencana. Sibat Bumijawa juga terlibat aktif di sosial media seperti Facebook dan memiliki grup WhatsApp (WA). Informasi bencana disebar melalui grup WA yang di dalamnya juga terdapat pengurus PMI Kabupaten Tegal. Dengan demikian, proses evakuasi dan penyaluran bantuan bisa dipercepat.

Ketua PMI Kecamatan Bumijawa dr  Muhammad Afwan yang merangkap Ketua Tim Reaksi Cepat Puskesmas Bumijawa mengakui kegiatan Sibat Bumijawa sudah berjalan baik, terutama dalam hal aksi-aksi preventif. “Mereka sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat maupun ke sekolah-sekolah terkait PRB dan penanganan saat bencana,” ujarnya.

Berhubung kegiatan Sibat merupakan kegiatan kemasyarakatan, maka dibutuhkan kerja sama lintas sektor agar program tersebut berjalan lancar. Dalam hal penanganan bencana, kata Afwan, peran SIBAT sudah tak diragukan lagi. Mereka terhubung di sejumlah saluran media komunikasi dan media sosial. Dengan begitu, segala kegiatan SIBAT dapat diketahui acara langsung oleh masyarakat. Selain itu, Sibat juga memiliki radio komunikasi untuk menyebarkan informasi tentang segala kegiatan yang terjadi di seputar Bumijawa.

“Di lain pihak, elemen-elemen seperti Sibat, PMR, SAR maupun petugas kesehatan di Puskesmas sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam merespons bencana yang terjadi. Masing- masing kelompok relawan sudah paham apa yang harus dilakukan. SOP kita sudah berjalan,” beber Afwan.

Tak hanya bergerak di desa sendiri, SIBAT Bumijawa juga aktif membantu desa-desa lain yang terkena bencana seperti Desa Carul, Sigedong, Batumirah, Dukuh Benda, dan Dermasuci. Seluruh desa tersebut terdapat di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Di Desa Carul, Sibat Bumijawa membantu warga yang menjadi korban longsor.

Di Batu Mirah, mereka membantu warga yang menjadi korban angin puting beliung. Di Dukuh Benda, Sibat Bumijawa membantu warga membersihkan material yang menutupi jalan akibat tanah longsor. Sementara di Desa Dermasuci, Sibat Bumijawa memberikan bantuan logistik dan pengelolaan dapur umum sebagai bagian dari tanggap darurat kabupaten.

Tidak hanya menunjukkan kepedulian pada saat tanggap darurat, Sibat Bumijawa juga mengadvokasi masalah lingkungan terutama dalam penyelamatan mata air. “Ternyata industrialisasi air minum itu mengancam daerah-aerah yang memiliki mata air. Contoh di Bumijawa ini, mata airnya banyak tapi airnya selalu dibawa ke bawah. Karenanya, teman- teman Sibat menanam pohon di sekitar mata air untuk pemeliharaannya,” tutur Hayyi.

Ketua Sibat Bumijawa Edi Purwanto menjelaskan maket simulasi evakuasi Bencana kawasan Gunung Slamet dan sekitarnya.

Apresiasi Warga

Warga Desa Bumijawa sangat antusias dan mendukung kegiatan Sibat. Mereka merasa terbantu dengan keberadaan kelompok relawan ini. Berkat penyuluhan dan pembinaan Sibat, warga kini melek bencana, kian arif dalam mengelola sumber daya alam dan terbantu secara ekonomi dengan program-program penguatan yang dilakukan Sibat.

Aminuddin, salah seorang warga Bumijawa mengakui peran SIBAT di desanya cukup besar, terutama dalam penanggulangan bencana dan donor darah. “Mereka (Sibat) tanggap dalam membantu warga yang terkena musibah atau bencana. Mereka juga rutin melakukan penyuluhan,” ungkapnya.

Alwi Hadad, warga Desa Bumijawa lainnya, merasakan hal sama. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir ini mengaku sangat bersyukur dengan keberadaan Sibat dan PMI di desanya. “Saya berutang budi pada PMI karena telah memberikan darah pada istri saya yang menderita anemia gravis. Tiap tiga bulan saya mendapatkan bantuan darah dari PMI,” ia menuturkan.

Walau istrinya telah meninggal dunia, namun Alwi tak menampik jika PMI dan Sibat telah banyak berjasa padanya. “Rekan-rekan Sibat sigap membantu saya membawa istri ke rumah sakit dan mencarikan darah yang sesuai dengan golongan darah istri saya,” ia menambahkan. Menurut Alwi, relawan Sibat sangat ikhlas dalam memberikan bantuan padanya. Mereka tak pernah mau menerima uang atau imbalan. “Bahkan dikasih makan saja mereka tak mau.” Sekretaris Camat Bumijawa Fatkhan menyatakan Sibat berperan penting dalam tanggap darurat bencana di wilayahnya. “Sebelum aparat pemerintah hadir di lokasi bencana, relawan Sibat telah lebih dulu berada di lokasi,” ujarnya.

Di Kecamatan Bumijawa terdapat 18 desa. Di antara 18 desa ini terdapat empat wilayah yang rawan bencana, yakni Dukuh Benda, Sumbaga, Carul, Cintamanik, dan Bumijawa. Saat ini, kata Fatkhan, Tim SIBAT masih terkendala sarana dan prasarana. Mereka melakukan evakuasi dengan alat-alat seadanya.

“Kita inginnya di sini (Bumijawa) ada alat-alat yang stand by (tersedia), hingga tidak perlu menunggu dari bawah (kota). Seperti kejadian kebakaran beberapa waktu lalu, kita telepon ke Slawi, perjalanan pemadam kebakaran hampir satu jam, sampai sini sudah habis semua,” tuturnya.

Pemerintah Kecamatan Bumijawa, kata Fatkhan, sudah mengusulkan kepada instansi terkait agar menempatkan satu mobil pemadam kebakaran di Bumijawa. Mengenai sopir, pihak kecamatan akan menyediakan dan melatih personil yang dipilih dari relawan-relawan Sibat. “Namun sepertinya belum ada kemauan dari atas (Pemerintah Kabupaten). Kalau ada bantuan dari pemerintah pusat, kami sih siap menerima,” sambungnya.

Walau Sibat telah bergerak di bidang kemanusiaan di seputar Bumijawa, namun hingga kini pemerintah setempat belum menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) terkait aktivitas relawan. Tetapi menurut Fatkhan, saat ini pihaknya tengah berupaya menggolkan Perdes tersebut, terutama yang terkait dengan pendampingan dana kebencanaan.

“Memang tidak semua desa mendapatkan dana ini, karena difokuskan pada wilayah-wilayah yang paling sering dilanda bencana saja,” kata dia.

Lagi pula, ia menambahkan, Sibat dan warga desa telah memiliki SOP dalam hal penanganan bencana. Warga telah paham dan sadar apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi. SIBAT dan unsur-unsur relawan lainnya akan melaksanakan tugas sesuai peran dan fungsi masing-masing.

Ketua PMI Kabupaten Tegal Iman Siswantoro mengaku takjub melihat aktivitas Sibat di Bumijawa. “Padahal kami hanya membina dan melatih, bukan memfasilitasi. Tapi mereka bisa berkembang sejauh itu. Ini benar-benar tim siaga bencana berbasis masyarakat, bukan berbasis pejabat,” tegas Iman.

Menurut Iman, kelompok-kelompok seperti ini akan langgeng. Sebab, mereka sadar dengan kondisi daerah yang rawan bencana sehingga tergerak berbuat sesuatu demi masyarakat sesuai kemampuan mereka. Iman berharapSibat Bumijawa bisa berkembang dan maju demi bangsa dan negara. “Kita butuh orang- orang seperti itu, yang mau berbuat untuk masyarakat. Ini sesuai dengan prinsip PMI bahwa kita menolong tanpa memandang siapa orangnya,” ia menandaskan.*

Silakan masukkan kode akses anda (nama pengguna/alamat email dan katasandi dengan mengisi kolom di bawah ini dengan benar.

https://pustaka.pmi.or.id/slot-gacor/ https://sukabumikota.pmi.or.id/slot-gacor/ https://sukabumikota.pmi.or.id/slot-deposit-dana/ https://kuduskab.pmi.or.id/slot88/ https://ppi.pmi.or.id/slot-ovo/ https://mipa.uns.ac.id/slot-gacor/ https://biosains.mipa.uns.ac.id/slot-dana/ http://kimia.mipa.uns.ac.id/slot88/