PADA tahun 2014, kantor pusat Samsung melalui Community Chest of Korea (CCK), Palang Merah Korea dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah/International Federation of Red Cross (IFRC) membuka permintaan proposal kepada Organsiasi Palang Merah/Bulan Sabit Merah di Asia Pasifik jika tertarik untuk melaksanakan program Water Sanitation and Hygiene (WASH) berbasis masyarakat. Setelah proses pengajuan proposal maka terpilihlah Palang Merah Indonesia dan Palang Merah Myanmar.
Di Indonesia, program WASH berbasis masyarakat ini berlangsung selama 3 tahun (2015-2017) dan PMI memilih 4 kabupaten di dua propinsi– Lumajang dan Blitar (Jawa Timur) serta Berau dan Kutai Timur (Kalimantan Timur) sebagai lokasi pelaksanaan program. Kegiatan utama dalam program ini meliputi peningkatan akses masyarakat ke fasilitas air dan sanitasi, promosi kebersihan. Diseminasi kesehatan serta pelatihan pertolongan pertama sebagai nilai tambah program.
Untuk meningkatkan keamanan (safety), ketahanan (Resilience) dan kesejahteraan (well-being), masyarakat sasaran yang terpilih melalui pemberdayaan masyarakat dengan peningkatan akses ke air bersih, fasilitas sanitasi, dan praktik kebersihan yang tepat.
Dana dari Samsung dan Korean Red Cross sebesar USD 300,000
PMI Kab. Lumajang, PMI Kab. Blitar (Provinsi Jawa Timur)
PMI Kab. Berau, PMI Kab. Kutai Timur (Provinsi Kalimantan Timur)
Lumajang dan Blitar (Provinsi Jawa Timur)
serta Berau dan Kutai Timur (Provinsi Kalimantan Timur)
Target 40,000 jiwa tercapai 49,973 Jiwa (Overachieved sebesar 25%) di 26 Desa di 4 Kabupaten (2 kabupaten di Jatim, 2 Kabupaten di Kaltim)
Beberapa kendala dan hambatan dalam program ini antara lain:
Birokrasi: Beberapa lokasi memerlukan perijinan berbagai pihak dan instansi terkait untuk melaksanakan proses konstruksi fasilitas WASH, Beberapa proses konstruksi memerlukan kontraktor (misal untuk pengeboran) dan pembelian material dalam partai besar, sehingga memerlukan proses tender yang cukup memakan waktu.
Poin-poin pembelajaran dibawah ini disarikan dari hasil evaluasi eksternal pada akhir program sebagai pembelajaran dan masukan untuk program-program WASH dimasa depan. Pembelajaran – pembelajaran tersebut adalah:
Pengumpulan data terpilah berdasarkan jenis kelamin dan usia sudah dilaksanakan namun diperlukan peningkatan untuk pemanfaatan data tersebut untuk meningkatkan dampak positif dari program.
Program ini sangat berpeluang untuk di replikasi di wilayah-wilayah lain dikarenakan masih tingginya kesenjangan pemenuhan akses ke sarana air bersih dan sanitasi yang belum terpenuhi dimasyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun di wilayah urban.