HUTAN MANGROVE SIBAT PMI DEMAK,  Hasil Advokasi yang tak kenal lelah

DURASI WAKTU

2012 sd sekarang

Latar Belakang

Sekitar 20 tahun lalu kawasan pantai di Desa Berahan Wetan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah menjadi lokasi tambak milik warga. Kemudian abrasi menenggelamkannya. Untuk membangun kembali kawasan pantai yang rusak butuh proses yang tidak mudah. Selain mengembalikan tambak warga, tujuan utamanya adalah terciptanya kawasan pantai yang hijau dengan tingkat vegetasi optimal. Salah satunya dengan menanam tanaman pantai yang tetap memperhatikan keberadaan tambak warga.

Langkah strategis yang dilakukan PMI adalah dengan melakukan advokasi secara terus menerus ke berbagai pihak. Sebelum melakukan advokasi, Sibat PMI melakukan kajian VCA serta pemetaan risiko. Hasil kajian dan pemetaan risiko tersebut disosialisasikan kepada warga masyarakat binaan SIBAT PMI untuk menyusun Rencana Pengurangan Risiko. Nah, pada saat kajian, isu abrasi dan gelombang pasang menjadi masalah yang paling dirasakan masyarakat.

 

Hasil identifikasi jenis jenis mitigasi dan Upaya PRB yang akan dilakukan, penanaman Mangrove menempati prioritas paling tinggi. Komitmen dan tekat untuk menghijaukan pantai demak dengan Mangrove semakin menguat. Strategi advokasi untuk penanaman mangrove ini dituangkan dalam rencana kongkrit.

Advokasi merupakan kegiatan strategis untuk memengaruhi para pengambil keputusan, khususnya pada saat mereka menetapkan peraturan, mengatur sumber daya, dan mengambil keputusan keputusan yang menyangkut khalayak masyarakat. Karena kebijakan tersebut dibutuhkan dalam membangun kembali kawasan pantai di wilayah Demak yang rusak akibat abrasi.

Upaya advokasi terus dilakukan. Pertama kepada Ketua PMI Demak Dr. Singgih yang juga Sekda Pemkab Demak. Didampingi oleh Ketua PMI, para anggota SIBAT ini melakukan advokasi dan memaparkan hasil kajian, pemetaan risiko dan rencana kerjanya kepada Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Demak yang saat itu Bupati dan Wakil Bupati juga hadir. Alhasil, dukungan penuh Bupati dan PMI Demak dalam genggaman. Advokasi membuahkan hasil manis. Pemda sepakat bulat mendukung usaha Sibat PMI untuk memulai program Mangrove. Pendampingan dilakukan  oleh PMI Pusat, American Red Cross, dan PSPL Institut Pertanian Bogor dengan dukungan dana dari USAID.

Advokasi dalam membangun ketangguhan masyarakat menjadi cara yang ampuh karena masyarakat membutuhkan individu-individu yang memiliki pengetahuan, komitmen, dan kepedulian untuk mengangkat isu-isu terkait lingkungan dan kebencanaan agar keputusan yang diambil tepat sasaran. Advokasi perlu

dilakukan dengan usaha-usaha terorganisasi untuk membawa perubahan-perubahan secara sistematis dalam menyikapi suatu kebijakan, regulasi, atau pelaksanaannya.

Saat ini PMI Demak, melalui SIBAT Demak, dengan program pengurangan risiko bencana, telah melakukan penanaman mangrove untuk mengatasi abrasi yang lebih luas. PMI Demak bergerak secara proaktif untuk memengaruhi suatu kebijakan publik sebelum kebijakan ini sampai ditetapkan atau disahkan secara hukum.

Termasuk dalam strategi ini adalah bagaimana kita juga mendesakkan suatu kebijakan yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. “Dalam strategi ini, kita harus secara aktif mencari dan mendapatkan informasi terhadap isu-isu kebijakan baru yang akan dikeluarkan oleh para penentu kebijakan,” ungkap Ketua PMI Kabupaten Demak Singgih Setyono.

Sehingga, satu cara yang dilakukan PMI dalam melakukan advokasi, yaitu lobi. Pendekatan ini merupakan sebuah kegiatan advokasi yang memengaruhi para pengambil keputusan agar mau memberi dukungan terhadap sudut pandang PMI. Langkah-langkah lobi antara lain membangun hubungan yang baik dengan pembuat kebijakan dan PMI memposisikan diri sebagai sumber informasi.

Hubungan baik PMI dengan pemegang kebijakan di pemerintahan dipertahankan dengan cara memprioritaskan isu dan tidak meminta terlalu banyak bantuan. PMI mendatangi pemangku kepentingan dan menjelaskan program-program PMI dengan latar belakang masalah dan solusi yang tepat sasaran.

Kawasan Ekowisata Mangrove

Secara umum, di Kabupaten Demak sampai saat ini belum ada hambatan yang signifikan karena saat ini hubungan pengurus PMI dengan pihak pemerintah sangat baik. Tetapi hambatanhambatan kecil tetap ada, terutama di saat eksekusi program tentang keterlibatan dinas/ instansi. Kesibukan pihak-pihak yang terkait kerap menghambat jalanya advokasi. Namun, saat ini Pemerintah Kabupaten Demak sudah berkomitmen untuk membantu PMI, khususnya di daerah program yang sudah disepakati pada saat pertemuan.

Langkah konkret yang dihasilkan dari advokasi tersebut adalah PMI Demak bersama pemerintah dan masyarakat telah mencanangkan kawasan ekowisata di Kab. Demak, antara lain dengan melakukan penaman tanaman mangrove di kawasan pantai.

 

Andy Afandy, leader dari Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (IPB), mengingatkan bahwa mangrove, yang selama ini dikenal sebagai penahan abrasi, sebagai ekosistem penting yang mendukung berkembang biaknya ikan dan kepiting, itu mempunyai manfaat lebih penting lagi: menyerap karbondioksida lebih tinggi jika dibandingkan hutan atau lahan gambut.

Tercatat, Indonesia memiliki sekitar tiga juta hektar hutan mangrove atau mewakili 20% lebih bakau dunia, sementara Australia dan Brasil di posisi kedua dan ketiga, hanya memiliki sekitar 900.000 hektar mangrove. Untuk itu, PMI Demak pun telah menancapkan prasasti Kawasan Konservasi Mangrove Program

Pertama di Dukuh Menco dan Desa Berahan Wetan, Kecamatan Wedung. Menurut Ketua PMI Demak Singgih Setyono, kini sudah tertanam hampir 100.000 mangrove dengan tingkat kesuksesan mencapai 96-98%.

SIBAT terus mengadvokasi warga tentang pentingnya mempelajari cara mengurangi risiko bencana dengan mengenalkan mangrove, ikut memelihara, dan menanam bersama sebagai penopang pesisir yang rentan abrasi.

Mengenai perlindungan mangrove, SIBAT sudah melakukan upaya advokasi melalui peraturan desa (perdes) tentang perlindungan mangrove,

tujuannya agar masyarakat bersama-sama menjaga mangrove, memelihara, dan ikut menanamnya. Melalui peraturan tersebut diharapkan penanaman yang sudah dilakukan oleh PMI tersama mitra dilindungi dari halhal yang tidak diinginkan seperti pencabutan, perusakan atau penebangan.

Pada saat bersamaan Pemerintah Kabupaten Demak juga mendorong swasta untuk melakukan penanaman mangrove di sepanjang garis pantai wilayah Demak, dimulai dari Kecamatan Sayung, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Bona, dan Kecamatan Wedung.

Pengurus kecamatan pun melakukan sosialisasi tentang kebencanaan kepada masyarakat. Dengan derasnya ancaman rob di daerah pesisir, masyarakat harus punya keahlian menolong korban di air (water rescue). Dengan pengalaman ini PMI memiliki rencana kerja pada 2018 untuk membuat pelatihan water rescue bagi para anggota SIBAT.

SIBAT PMI Demak dibawah pembinaan langsung oleh PMI Pusat dan PSPL IPB Bogor serta dukungan Pendanaan Palang Merah Amerika dan USAID membuat destinasi ekowisata hutan mangrove dan pusat pembibitan mangrove di Desa Kedung Mutih. Saat ini Eko Wisata yang dinamai Reduksi tersebut rutin didatangi oleh pengunjung yang sebagian besar adalah anak-anak dan remaja, serta pelajar. Di pusat Reduksi tersebut, SIBAT melakukan pembibitan mangrove. Bibit mangrove yang dihasilkan berpotensi untuk dijual. Selain itu, lokasi ekowisata yang dipenuhi oleh tanaman mangrove merupakan habitat yang disukai oleh biota air seperti kepiting dan kerang. Sehingga di tempat tersebut Sibat melakukan budidaya kepiting dengan menyebar bibit kepiting. Sementara untuk proses penggemukan kepiting dilakukan di desa Berahan Wetan, dimana PMI dan Sibat membuat keramba untuk penggemukan.

 

SIBAT Peduli Lingkungan

Ahmad Rois, salah satu Duta SIBAT Nasional PMI menuturkan bahwa semangat SIBAT untuk mengembangkan Ekowisata ini tumbuh setelah menghadiri event Temu Sibat Nasional di Gunung Pancar, Bogor, pada bulan September 2017. “Di Temu SIBAT itu, kita sadar bahwa kita tidak sendiri.

Kami melihat banyak anggota Sibat lain di seluruh Indonesia melakukan kegiatan Pengurangan Risiko Bencana yang kreatif, macam-macam. Sehingga kami pulang langsung sepakat untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sebelumnya. Kami menggalang dana pribadi dan dari para dermawan untuk memajukan ini. Dalam waktu dekat kami akan buat gazebo di Reduksi, dan perpustakaan dengan konsep rumah Joglo yang akan menyediakan buku-buku seputar mangrove, budidaya kepiting, dan lain-lain,” tuturnya dengan bersemangat.

Aktivitas Sibat PMI Demak ini mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat melalui program kebencanaan. Misalnya dari hasil BulanDana PMI Demak, kegiatan-kegiatan Sibat juga didukung dari dana masyarakat itu. ”Sasaran program awal adalah pelatihan dan pendirian Sibat PMI lainnya di daerah-daerah rawan banjir seperti Desa Wijen Guntur, Karang Awen, Soyom, karena itu daerah-daerah lintasan Sungai Tuntang,” kata Daryanto, Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Demak.

Kepala Markas PMI Demak Ade Heriyanto mengungkapkan, pada 2017 PMI menerima hibah dari APBD sebesar Rp 200 juta, mobil donor darah satu unit, dan mobil operasional 1 unit yang sedang diproses legalitas hibahnya.

Pada 2018 Dinas Lingkungan Hidup berkomitmen menyumbang 100 bibit pohon kelapa yang akan ditanam di desa-desa rawan bencana.

Kemudian Dinas Kelautan memberikan dua unit sampan yang dimanfaatkan oleh SIBAT untuk susur hutan mangrove di Desa Berahan Wetan dan Desa Babalan. Pada 2018 Dinas Kelautan berkomitmen untuk Desa Kedung Mutih. Yang terbaru setelah event Temu SIBAT Nasional II di Gunung Pancar, Bogor, dari sektor usaha yaitu PT. Toyota sudah berkomitmen untuk memberikan dukungan berupa bibit mangrove dan sampan untuk perawatan.

Dukungan dari berbagai sektor tersebut tidak mungkin terjadi apabila tidak melakukan upaya ADVOKASI dengan niat dan komitmen tinggi serta tidak akan berhasil bila menunjukkan kesungguhan dalam kontribusi nyata pada Masyarakat. PMI dan SIBAT Demak berhasil membangun kepercayaan pemerintah, sektor swasta dan Masyarakat. Lebih dari itu, PMI dan Sibat juga aktif dalam melakukan advokasi di tingkat desa misalnya pada tataran peraturan desa ataupun akses terhadap dana desa agar apa yang sudah dilakukan oleh PMI dan SIBAT terjamin keberlangsungan dan keberlanjutannya.*

 

Penyusun : Nury Sybli dan Nur Febriani Wardi

Sumber : 7 Kisah Tangguh

PELAKSANA :

SIBAT PMI Demak

tujuan :

Melakukan advokasi secara masif dan terstruktur kepada pemerintah daerah, perusahaan, lembaga / organisasi, sekolah dan kampus serta pihak pihak lainnya untuk membangun hutan mangrove

SUMBER PENDANAAN

Pendanaan awal dari Palang Merah Amerika, USAID dan PMI Pusat. Namun selanjutnya melalui advokasi program ini mendapatkan berbagai dukungan termasuk dana APBD, Dana Desa, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Toyota, Dinas Kelautan, Kominfo, BRI dan lain lain..

CAKUPAN AREA

Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah

penerima manfaat

Warga masyarakat, pemerintah, pelajar dan mahasiswa,

GALERI FOTO KEGIATAN

LINK SOSIAL MEDIA

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

Nama Penulis : Arifin Muh. Hadi

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Silakan masukkan kode akses anda (nama pengguna/alamat email dan katasandi dengan mengisi kolom di bawah ini dengan benar.

https://pustaka.pmi.or.id/slot-gacor/ https://sukabumikota.pmi.or.id/slot-gacor/ https://sukabumikota.pmi.or.id/slot-deposit-dana/ https://kuduskab.pmi.or.id/slot88/ https://ppi.pmi.or.id/slot-ovo/ https://mipa.uns.ac.id/slot-gacor/ https://biosains.mipa.uns.ac.id/slot-dana/ http://kimia.mipa.uns.ac.id/slot88/